Sakit Cacar Air

Buat pengalaman yang belum pernah kena Cacar Air.

 clipped from rosyidi.com
 clipped from rosyidi.com

Sudah dua minggu lamanya tidak online karena sakit cacar, dan mungkin aku akan bertambah seminggu lagi karena mulai tanggal 6 November 2006, aku UTS. Saat ini aku akan berbagi sedikit pengalaman tentang sakit cacar air.

Setelah dua minggu lamanya magang di Puskesmas Tembok Dukuh, sekitar H+2 lebaran barulah terasa pahitnya kehidupan di puskesmas. Aku sakit cacar air, yang kemungkinan besar tertular dari pasien puskesmas.

Ceritanya, ketika sedang membantu jaga di bagian BPU (Balai Pengobatan Umum), ada anak kecil datang dengan dipenuhi bentol-bentol hampir diseluruh tubuhnya. Nah, saat itu perawat yang menangani pasien itu memanggil saya "dek, ini lho ada pasien cacar, kamu dah pernah liat belum?". Karena ingin tau, spontan akupun datang melihatnya. Itung-itung pengalaman baru bagiku menyaksikan secara langsung bagaimana kondisi pasien cacar itu. Tapi ya mungkin karena kondisi badan yang kurang prima, sehingga gampang ketularan. Tapi untung aja terdeteksi dini, jadi cuma bisa cepat-cepat diberi obat agar tidak terlalu menyebar.

Terima Kasih banyak kepada dr.Prayudi Aji yang turut membantu dalam pengobatan, dan Agus Tantyono yang juga membantu dalam mengurus perizinan di kampus.

Di sini aku akan berbagi sedikit pengalaman agar jika anda menemui kasus serupa bisa mendapatkan perawatan sedini mungkin. Penyakit akan sulit diatasi jika kita juga terlambat mengetahui keberadaan penyakit tersebut.

Saat ini aku belum mendapatkan data yang lengkap tentang penyakit ini, jadi untuk sementara berdasarkan pengalaman aja.

Pertama-tama akan muncul benjolan berisi cairan bening yang berukuran kurang dari 1 cm, dalam istilah medis dikenal sebagai vesikel. Pada awalnya muncul dalam jumlah yang sedikit, tapi lama kelamaan akan bertambah banyak.


benjolan pertama yang muncul

benjolan yang pecah

Meskipun sudah diberi obat, jumlah benjolan tidak berkurang, dan bahkan terus bertambah.
Setelah obat mulai bekerja mengurangi jumlah virus, dan tubuh sudah mulai membentuk anti bodi, disaat itulah kira-kira jumlah benjolan berhenti bertambah. Dan pada saat ini warna kulit disekitar benjolan akan berubah menjadi kemerahan. Ini pengaruh dari sistem pertahanan tubuh yang membentuk sistem peradangan, sehingga melokalisir virus agar tidak menyebar.

Beberapa hari kemudian, warna benjolan berubah menjadi kehitam-hitaman. Mulai dari sinilah proses pengeringan benjolan terjadi. Dimana jaringan kulit sudah tidak mendapatkan nutrisi lagi dari tubuh, maka jaringan kulit yang benjol tersebut mati.


berubah warna

Setelah berubah menjadi kehitam-hitaman, benjolan akan mengempis. Tapi, jika benjolan berada di telapak tangan, benjolan hanya akan sedikit mengempis, atau bahkan tidak mengempis sama sekali.
Setelah mengempis bekas benjolan akan mengering dan akan terlihat kira-kira seperti bekas luka darah kering.

mengelupas

Dan setelah beberapa hari, luka kering hitam tersebut akan terkelupas dengan sendirinya. Jika benjolan yang tidak mengempis, seperti pada telapak tangan atau kaki, saya tidak berani menjamin akan hilang secara sendirinya. Seperti kita ketahui, kulit telapak tangan atau kaki lebih tebal dari kulit lainnya, jadi jika mengering mungkin tetap akan menjadi benjolan hitam. Kalaupun nantinya hilang, akan memakan waktu yang jauh lebih lama ketimbang yang lainnya.

Semoga sekilas pengalaman pribadi ini dapat bermanfaat…..

Sent with Clipmarks

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya