Semakin Tinggi, Semakin Berantakan, Semakin Banyak Rezeki?

 clipped from kompas.com
Semakin Tinggi, Semakin Berantakan, Semakin Banyak Rezeki?

Jumat, 23 Januari 2009 | 06:04 WIB



Kerupuk pangsit berukuran 1x1 sentimeter dalam Yee Sang melambangkan uang.

JAKARTA, JUMAT - Imlek selalu diidentikkan dengan sejumlah ritual guna memohon kemakmuran dan kesuksesan di tahun baru itu. Salah satu ritual memohon kemakmuran dan kesuksesan itu adalah ritual memakan Yee Sang.

Yee Sang adalah makanan yang berisi belasan sayuran dengan campuran wijen, ikan salmon mentah, kacang bakar tumbuk, minyak, kayu manis, dan merica. Yee sang juga dilengkapi kerupuk yang mirip pangsit berukuran 1x1 sentimeter.

Setiap bahan dalam makanan mirip salad itu, memiliki arti khusus. Seperti minyak yang melambangkan kelancaran dalam mencapai tujuan dan kerupuk pangsit yang diartikan sebagai uang.

Sementara merica dan kayu manis melambangkan kebahagiaan berlipat ganda. Campuran itu sesuai dengan namanya, Yee berarti ikan dan Sang itu hidup.

Asyiknya, hidangan ini harus dinikmati beramai-ramai. Jika tidak, ritual khusus untuk menyantap Yee Sang menjadi hambar.

Biasanya, Yee Sang disantap selama 15 hari berturut-turut sejak dari tahun baru China hingga Cap Go Meh. Tak heran, Yee Sang hanya muncul sekali dalam setahun.

Ada satu ritual khusus untuk memakan Yee Sang. Saat menuangkan racikan, tidak boleh terbalik urutannya. Pertama, ikan salmon mentah yang telah dibubuhi bumbu ditaruh di atas tumpukan sayuran.

Setelah itu, merica dan kayu manis ditaburkan. Ketiga, beri minyak secukupnya dan keempat tuangkan sari pulm agar segala impian Anda tercapai.

Kemudian, makanan ini harus diaduk bersama oleh semua orang yang hadir dengan menggunakan sumpit. Sambil mengaduk, setiap orang berseru "Lo Hei!"

Serunya, saat mengaduk, setiap orang harus beradu tinggi sumpit yang mencapit sayuran. Orang China percaya, semakin tinggi kita mengangkat adonan, semakin banyak pula rezeki yang akan kita raih di tahun mendatang.

Ritual ini mendatangkan kehebohan sendiri di meja makan. Pasalnya, sayuran dan bahan lainnya banyak yang tercecer di meja.

Namun, tak perlu khawatir. Semakin berantakan, semakin berhasil pula ritual tersebut. Nah, setelah bahan-bahan teraduk rata, berarti Yee Sang siap disantap.

Saat Kompas.com mencobanya, rasa Yee Sang sangat khas. Rasa pahit, manis, asin, asam, tercampur. Tetapi masing-masing rasa tetap terasa kuat di lidah.

Seperti alunan musik dalam orkestra. Konon, rasa Yee Sang melambangkan kehidupan, ada pahit, asam, asin, dan manis.Ritual memakan Yee Sang hanya ditemukan di negara Asia Tenggara seperti Singapura dan Malaysia.

Sementara di Indonesia, makanan ini baru dapat diperoleh di hotel-hotel, sebab harganya yang relatif mahal. Salah satunya di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta.

"Karena bahan-bahannya ada yang impor, jadi harganya memang relatif mahal, antara Rp4.380.000 per meja sampai Rp10.080.000 per meja. Setiap mejanya, untuk 10 orang," ujar Communications Manager Hotel Mulia, Adeza Hamzah, Kamis (22/1).

Sent with Clipmarks

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya