Mobil RC Seharga Motor

Jakarta - Suwardi alias Yung-Yung begitu serius memainkan ibu jarinya di atas remote control (RC). Sementara di jalan aspal, mobil mainan kecil meliuk-liuk seirama dengan jari Suwardi. Mobil mainan RC menjadi hobi asyik walaupun biayanya tak sedikit.

Dalam permainan mobil RC, peran radio atau transmitter dan receiver sangatlah penting. Jika ada gangguan frekuensi, mobil akan hilang kendali. "Fungsi radio sangat vital, sebab alat ini yang akan menuntun servo untuk menggerakan mesin serta roda-roda mobil," jelas Suwardi saat berbincang-bincang dengan detikcom, Minggu (22/2/2010).

Hampir setiap akhir pekan, Suwardi memang bermain mobil RC di Sunter International Speedway atau di Senayan. Kedua sirkuit itu telah bertaraf internasional. Sirkuit Sunter berukuran 70x30 meter dan di Senayan 67,5x33 meter.

"Kedua sirkuit ini bisa dibilang yang terpanjang. Sebab di luar Jakarta panjangnya kurang dari itu," jelas Suwardi.

Pengusaha berusia 33 tahun ini mengaku sudah menggeluti hobi bermain mobil RC sejak tahun 2000. Saat masih kecil dan remaja, dia mengaku sangat menggemari bermain mobil Tamiya. Hobinya berubah karena mobil RC lebih menantang. Tidak hanya keahlian mengoprek mobil, keahlian menjalan mobil juga penting. "Bermain mobil RC, memang dituntut presisi, skill, serta fisik yang mumpuni," tuturnya.

Dalam perlombaan mobil RC ada dua kelas yang dipertandingkan, on road dan off road. Balap mobil RC on road adalah adu kencang di aspal layaknya mobil balap sungguhan. Yang diperhitungkan dalam lomba mobil kelas ini adalah banyaknya putaran yang dilalui dengan waktu yang ditentukan. Sementara untuk jenis off road yang dihitung adalah kecepatan melintasi medan ekstrim, yang terbuat dari batu-batu cadas buatan.

Klasifikasi mobil RC pada mulanya dibedakan berdasarkan sumber energinya, yaitu baterai atau metanol. Tapi pada perkembangannya, ada juga klasifikasi berdasarkan skala mobil. Makin besar mobil RC, kapasitas dapur pacu atau CC-nya makin besar pula.

Jumlah penggemar mobil RC di Jakarta diakui Suwardi lumayan banyak. Namun, yang benar-benar rutin hanya sekitar 300-an orang saja. Terbatasnya jumlah penghobi mobil RC cukup beralasan. Sebab, mobil RC paling murah berkisar Rp 3-5 juta. Harga ini untuk mobil yang bertenaga baterai kosongan. Kalau ditambah mesin, harganya berkisar Rp 7-8 juta.

Adapun mobil RC yang menggunakan bensin harganya bisa lebih mahal lagi, yakni mencapai lebih dari Rp 20 juta. Itu pun bergantung jenis mesinnya. "Harga sebuah mesin untuk RC berbahan bakar bensol harganya bisa mencapai Rp 30 juta," ungkap Suwardi.

Mahalnya harga mobil RC ini membuat penggemarnya hanya berasal dari masyarakat yang berkantong tebal. Spare part untuk mobil jenis ini semuanya didatangkan dari luar negeri. Apalagi kejuaraan RC sampai tingkat mancanegara, baik tingkat Asean, Asia, hingga kejuaraan dunia. Semua butuh biaya tidak sedikit.

"Permainan RC ini merata di seluruh dunia. Jadi para penggemarnya bisa berhubungan dengan sesama penggemar di negara lain. Bahkan bisa ikut lomba di negara lain," ujarnya.

Tapi untuk mengikuti lomba balap mobil RC bukan harga yang murah. Paling tidak untuk menyiapkan spare partnya saja dibutuhkan biaya Rp 30 juta. Biaya itu belum lagi biaya akomodasi pemain dan timnya. Untuk mengikuti lomba di wilayah Asean saja biaya yang dibutuhkan setidaknya Rp 100 juta.

Namun bagi para penggemar mobil RC harga tidak membatasi mereka dalam menggeluti hobi. Alasan mereka, kesenangan tidak bisa dipatok dengan harga. "Kepuasan seseorang itu tidak ada harganya. Jadi kami tidak pernah berpikir harga," pungkas Suwardi. (ddg/fay)

Artikel Terkait :



Tidak ada komentar:

Arsipnya